A.
Keluarga
Berencana
1. Pengertian
Keluarga Berencana
Keluarga
Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri
untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di
antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Hartanto, 2004).
Keluarga
Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui : pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
Secara
garis besar defenisi ini mencakup beberapa komponen dalam pelayanan
kependudukan/KB yang dapat diberikan sebagai berikut:
a. Komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE).
b. Konseling.
c. Pelayanan
kontrasepsi.
d. Pendidikan
seks (sex education).
e. Konsultasi
pra-perkawianan dan konsultasi perkawinan.
f. Konsultasi
genetik.
g.
Test keganasan
2. Tujuan
Keluarga Berencana
Tujuan
keluarga berencana dirinci sebagai berikut:
a. Menurunkan
tingkat kelahiran dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan
kesejahteraan Ibu dan anak, memperpanjang harapan hidup dan menurunkan tingkat
kematian bayi.
c. Meningkatkan
peranan dan tanggung jawab wanita, pria dan generasi muda dalam pelaksanaan
upaya-upaya penanggulangan masalah kependudukan.
d. Meningkatkan
sumber daya manusia dan martabat rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran
sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan
reproduksi.
e.
Meningkatkan kecerdasan dan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat dalam mempercepat pelembagaan
nilai-nilai.
3.
Sasaran Program KB
a.
Sasaran Langsung
Pasangan usia subur
yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahirandengan cra menggunakan
kontrasepsi secara berkelanjutan.
b.
Sasaran tidak langsung
Pelaksana dan pengelola
KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas
4.
Ruang lingkup Program KB
Menurut Handayani
(2010), ruang lingkup progaram KB meliputi:
a.
Komunikasi informasi dan edukasi
b.
Konseling
c.
Pelayanan infertilitas
d.
Pendidikan Seks
e.
Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi
perkawinan
f.
Konsultasi genetik
5.
Manffat usaha KB dipandang dari segi
kesehatan
Peningkatan dan
perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi akibat kehamilan yang dialami
wanita
B. Akseptor Keluarga Berencana
1.
Konsep tentang KB
Akseptor KB adalah
proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta
waktu kelahiran (Barbara, 2004)
a.
Jenis-jenis Akseptor KB
b.
Akseptor aktif adalah akseptor yang ada
pada saat ini menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi untuk menjarangkan
kehamilan atau mengakhiri kesuburan
c.
Akseptor aktif kembali adalah pasangan
usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau lebih
yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat
kontrasepsi baik dengan carayang sama maupun berganti cara setelah
berhenti/istrahat kurang lebih dari 3 (tiga) bulan berturut-turut dan bukan
karena hamil
d.
Akseptor KB baru adalah akseptor yang
pertama kali menggunakan alat /obat kontrasepsi atau pasangan usia subur yang
kembali menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan atau aborsi
e.
Akseptor KB dini adalah para ibu yang
menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan
atau abortus
f.
Akseptor langsung adalah para istri yang
memakai slah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau
abortus
g.
Akseptor dropout adalah akseptor yang
menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007)
C. Pasangan Usia Subur
Pasangan usia subur
adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur 25-35 tahun atau pasangan
yang istrinya berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur
lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan) (BKKBN, 2007).
D.
Pengertian
Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti
mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sel sperma atau usaha-usaha untuk mencegah kehamilan,
dapat bersifat sementara atau permanen (Prawiroharjo, 2008)
1. Prinsip
kerja kontarasepsi
Prinsip kerja
kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan sel telur dan sel sperm ada 3 cara
untuk mencapai tujuan ini, baik yang bekerja sendiri maupun bersamaan yaitu:
a. Menekan
keluarnya sel telur.
b. Menahan
masuknya sperma kedalam saluran kelamin wanita sampai mencapai ovum.
c. Menghalangi
nidasi.
2. Tujuan
kontrasepsi
Menurut Hartanto (2004) Pemilihan
jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan kontrasepsi yaitu:
a. Umur
dibawah 20 tahun merupakan masa menunda/mencegah kehamilan dengan ciri
kontrasepsi sebagai berikut :
1) Reversibilitas
yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan hampir 100% karena pada masa ini
peserta belum mempunyai anak.
2) Efektivitas
yang tinggi karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko
tinggi dimana kegagalan ini merupakan kegagalan program.
Kontrasepsi yang cocok seperti pil, AKDR mini dan
sistem kalender.
b. Umur
20-35 tahun merupakan periode yang paling baik untuk melahirkan dengan jumlah
anak 2 orang dan jarak kelahiran adalah 2-4 tahun. Periode ini dikenal sebagai
catur warga. Ciri kontrasepsi yang digunakan :
1) Efektifitas
cukup tingi.
2) Reversibilitas
cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan anak lagi.
3) Tidak
menghambat ASI.
4) Dapat
dipakai 2-4 tahun.
Kontrasepsi
yang cocok seperti IUD, pil, suntikan, pantang berkala, implant.
c. Umur
di atas 35 tahun merupakan masa mengakhiri kesuburan. Ciri kontrasepsi yang
digunakan :
1) Efektivitas
sangat tinggi, kegagalan menyebabkan terjadinya kehamilan resiko tinggi bagi
ibu dan anak, disamping itu peserta tidak mengharapkan lagi.
2) Dapai
dipakai untuk jangka panjang.
3) Tidak
menambah kelainan yang sudah ada.
Kontrasepsi
yang dianjurkan adalah kontrasepsi mantap.
3. Syarat-syarat
kontrasepsi
Sebagai
usaha untuk mencegah kehamilan hendaknya kontrasepsi memiliki syarat sebagai
berikut:
a. Aman
pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Efek
samping yang merugikan tidak ada
c. Lama
kerjanya dapat diatur menurut keinginan
d. Tidak
mengganggu persetubuhan
e. Tidak
memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaina
f. Cara
penggunaan yang sederhana
g. Harganya
murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas
h. Dapat
diterima oleh pasangan suami istri
4. Jenis
kontrasepsi
a. Kontrasepsi
dengan Metode Sederhana
1)
Metode
pantang berkala/sistem kalender
Merupakan kontrasepsi sederhana yang dapat
dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama
pada masa subur. Dengan menggunakan sistem kalender setiap pasangan
dimungkinkan dapat merencanakan setiap kehamilannya.
a) Manfaat
(1) Sebagai
kontrasepsi yaitu dapat digunakan untuk menghindari atau merencanakan
kehamilan, tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi,
tidak ada efek samping dan murah atau tanpa biaya.
(2) Sebagai
nonkontrasepsi yaitu dapat meningkatkan keterlibatan suami dalam Keluarga
Berencana, menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi pada suami istri dan
memungkinkan mengeratkan relasi/hubungan melalui peningkatan komunikasi suami
istri.
b) Kelebihan
(1) Ditinjau
dari segi ekonomi, sistem kalender dilakukan secara alami dan tanpa biaya
(2) Dari
segi psikologis, sistem kalender tidak mengurangi kenikmatan hubungan seperti
pemakaian kondom.
(3) Dari
segi kesehatan, sistem kalender tidak mempunyai efek samping yang merugikan.
c) Kelemahan
(1) Panjang
siklus menstruasi setiap wanita tidaklah sama.
(2) Suami
istri tidak dapat melakukan hubungan seks setiap saat bila tidak menginginkan
kehamilan.
(3) Hanya
sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur.
(4) Perdarahan
yang kadang datang bersamaan dengan ovulasi dapat diinterpretasikan sebagai
kehamilan.
d) Wanita
yang dapat atau tidak dapat menggunakan sistem kalender.
(1) Wanita
yang diperbolehkan yaitu semua perempuan dengan paritas berapa ppppppo pun
termasuk nulipara, perempuan kurus/gemuk, perempuan yang tidak dapat
menggunakan metode kontrasepsi metode lain dan pasangan yang ingin pantang
senggama lebih dari seminggu setiap siklus haid.
(2)
Wanita yang seharusnya tidak menggunakan
yaitu perempuan yang siklus haid tidak teratur dan perempuan yang pasangannya
tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid
2)
Metode
Suhu basal
Suhu basal
adalah suhu tubuh sebelum ada aktifitas apapun, biasanya diambil pada saat
bangun tidur. Prinsip yang digunakan adalah menentukan masa subur, yaiti 4/5
hari setelah ovulasi dan menghindari senggama pada saat itu atau senggama
dengan menggunakan kontrasepsi, misalnya kondom.
a) Cara
pengukuran suhu basal
(1) Syaratnya
tidak tidur malam paling sedikit 5 sampai 6 jam.
(2) Suhu
diukur segera setelah bangun tidur sebelum bangkit dari tempat tidur atau
melakukan aktifitas dan dilakukan pada waktu yang sama.
(3) Waktu
pengukuran yang bervariasi lebih dari 1 jam harus dicatat.
(4) Suhu
diukur melalui mulut, aksilla atau anus.
(5) Untuk
akurasi, bila salah satu metode telah dipilih untuk digunakan maka sebaiknya
tidak diganti.
b) Kelebihan
(1) Murah
dan tidak memerlukan pengawasan.
(2) Mengurangi
kemungkinan penularan penyakit kelamin.
(3) Tidak
ada efek samping sistemik.
c) Kelemahan
(1) Kesalahan
dapat terjadi jika sedang mengalami sakit, misalnya demam.
(2) Pengukuran
yang tidak tepat.
(3) Perlu
pencatatan setiap hari.
d) Sebab-sebab
kegagalan
(1) Infeksi.
(2) Waktu
tidur tidak teratur.
(3) Salah
membaca thermometer.
3)
Metode
ovulasi billings (MOB)
Merupakan suatu cara yang aman dan alamiah untuk
mengetahui kapan masa subur wanita diantaranya adanya lendir yang terasa licin
dan basah selama tiga hari. Hal ini didasarkan
pengamatan diri sendiri terhadap gejala-gejala yang secara alamiah dialami oleh
setiap wanita yang normal. Ada 2 syarat yang harur dipenuhi agar cara ini
efektif adalah dari pihak istri harus membiasakan diri untuk memperhatikan
keadaan tubuh sendiri (khususnya dalam hal lendir) untuk dapat mengetahui dan
memastikan kapan masa suburnya dan dari pihak suami perlu kerelaan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan tubuh istrinya dalam melakukan senggama.
a) Manfaat
(1)Sebagai
kontrasepsi: dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan, tidak
ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi, murah atau tanpa
biaya.
(2)Sebagai
nonkontrasepsi: meningkatkan keterlibatan suami dalam Keluarga Berencana dan
menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami istri.
b) Kelebihan
(1) Tidak
memiliki resiko kesehatan.
(2) Metode
ini cukup berhasil jika pasangan suami istri memiliki motivasi.
(3) Membuat
wanita lebih waspada dan mengenal siklus menstruasinya.
c) Kelemahan
Memerlukan
ketelitian dan harus mengikuti langkah-langkah untuk memperkirakan terjadinya
ovulasi. Pasangan suami istri harus memiliki motivasi yang kuat karena siklus
menstruasi dan masa subur sangat bervariasi, metode ini memerlukan penyesuaian.
4) Coitus
interuptus
Mencegah
kehamilan dengan cara sebelum terjadi ejakulasi pada pria, seorang pria harus
menarik penisnya dari vagina sehingga tidak setetespun sperma masuk kedalam
rahim wanita. Dengan cara ini kemungkinan terjadinya kehamilan bisa dikurangi.
a) Manfaat
(1) Dapat
digunakan setiap waktu.
(2) Tidak
membutuhkan biaya.
(3) Tidak
menganggu produksi ASI.
(4) Meningkatkan
keterlibatan pria dalam Keluarga Berencana.
(5) Tidak
membutuhkan obat atau alat sehingga relatif sehat untuk perempuan.
b) Kelemahan
(1) Efektifitas
bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap
melaksanakannya.
(2) Efektifitas
akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat
pada penis.
(3) Memutus
kenikmatan dalam berhubungan seksual.
c) Pasangan
yang cocok menggunakan metode coitus
interuptus.
(1) Pasangan
yang melakukan hubungan seksual secara tidak teratur.
(2) Pasangan
yang membutuhkan kontrasepsi dengan segera.
(3) Pasangan
yang memerlukan metode sementara sambil menunggu metode lainnya.
d) Pasangan
yang tidak cocok menggunakan metode coitus
interuptus
(1) Pria
dengan pengalaman ejakulasi dini.
(2) Pria
yang sulit melakukan senggama terputus.
(3)
Pasangan yang kurang dapat
berkomunikasi.
(4)
hidup melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas
5) Kondom pria
Salah
satu alat kontrasepsi yang tebuat dari keret/lateks, berbentuk tabung tidak
tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung
untuk menampung sperma. Sekarang banyak jenis kondom yang berbeda dalam hal :
bentuk, warna, lubrikasi, ketebalan, permukaan dan spermisida. Selain terbuat
dari lateks, beberapa kondom juga terbuat dari bahan yang berbentuk plastik.
Kondom berbahan plastik relatif lebih mahal dan mudah rusak.
a) Cara
kerja
Kondom akan menghalangi sperma masuk kedalam rahim,
sehingga akan melindungi wanita dari kehamilan yang tidak diinginkan, karena
sel sperma dan sel telur tidak bertemu. Efektifitas kondom untuk mencegah
kehamilan sekitar 85%. Efektifitas akan meningkat dengan penggunaan yang benar
dan akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan sistem kalender.
b) Manfaat
kondom
(1) Murah
dan mudah didapat tanpa perlu resep dokter.
(2) Praktis
dan dapat dipakai sendiri.
(3) Mencegah
kemungkinan penularan penyakit menular termasuk HIV/AIDS.
(4) Mudah
dibawa.
(5) Membantu
suami yang mengalami ejakulasi dini.
c) Keterbatasan
kondom
(1) Kadang
ada pasangan yang alergi terhadap karet kondom.
(2) Kondom
hanya dipakai satu kali pakai.
(3) Secara
psikologis kemungkinan menganggu kenyamanan.
(4) Mudah
sobek dan bocor.
d) Efek
samping
(1) Mengurangi
kenikmatan hubungan seksual.
(2) Kondom
rusak atau bocor.
b.
Kontrasepsi
dengan Metode Hormonal
1)
Oral/Pil
Kontrasepsi pil biasanya dikemas
dalam satu kotak yang berisi 21, 22, 28 tablet
atau dengan 6 atau 7 tablet yang
berupa placebo sehingga tidak perlu masa istirahat 6/7 hari. Jenis kontrasepsi
pil:
a) Kombinasi
sekuensial (bifasik/trifasik).
Pembuatan
sistem bifasik berdasarkan pemikiran bahwa siklus haid seorang wanita normal
adalah folikuler-prolifersai (fase estrogen) dan luteal. Sehingga diharapkan
pemberian hormon sintetik dimiripkan dengan siklus haid yang normal.
b) Kombinasi
monofasik
Yang
tersedia secara umum dalam berbagai merek. Setiap tabletnya mengandung 20-100
gram etinilestradiol dan gestagen dengan dosis tertentu. Estrogen dosis
terendah ( 20-35 µg ), dan estrogen dosis ( 50 µg). Jenis estrogen yang dipakai
pada kontrasepsi oral adalah etinil estrodiol. Dosis rendah lebih sering
digunakan dan untuk dosis tinggi hanya untuk kasus-kasus tertentu seperti
perdarahan jika menggunakan estrogen dosis rendah.
(1) Mekanisme
kerja
·
Menghambat ovulasi.
·
Membuat endometrium tidak mendukung
untuk implantasi.
·
Membuat lendir serviks tidak bisa
ditembus sperma.
·
Pergerakan tuba terganggu sehingga
transportasi ovum terganggu.
(2) Kelebihan
·
Reversible.
·
Siklus haid menjadi teratur.
·
Dapat digunakan pada semua usia.
·
Mengurangi resiko terjadinya kista
ovarium.
(3) Kelemahan
·
Pil harus diminum setiap hari.
·
Dapat mengurangi produksi ASI (karena
terdapat hormon estrogen).
·
Kenaikan metabolism sehingga sebagian
akseptor menjadi gemuk.
·
Cepat meningkatkan tekanan darah.
(4) Kontraindikasi
·
Perempuan menyusui karena kandungan
estrogen akan menekan produksi ASI.
·
Perokok aktif usia > 35 tahun.
·
Perempuan yang diduga/didiagnosis hamil.
·
Obesitas.
(5) Efek
samping
·
Fluktuasi berat badan.
·
Kembung.
·
Nyeri tekan payudara.
2)
Injeksi/suntik
a) Lokasi
penyuntikan
Lokasi penyuntikan KB baik kombinasi maupun suntikan
progestin secara consensus internasional bahwa disuntikkan di bokong yaitu pada
musculus vento gluteul dalam. Musculus ini dapat diukur dari spina iliaca superior (SIAS) sampai
dengan os coccygeus kemudian diambil
1/3 bagian dari SIAS atau kadang-kadang diberikan di deltoid, terutama pada orang yang sangat gemuk.
Tempat penyuntikan jangan dipijat karena
tindakan ini kadang-kadang menyebabkan depot menyebar sehingga kadar awal dalam
darah lebih tinggi dan lama kerja menjadi sangat singkat (Glasier, 2006)
b) Jenis
kontrasepsi suntik
(1) Suntikan
kombinasi
Suntikan kombinasi yang saat ini
berada dipasaran Indonesia adalah kombinasi antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat, kontrasepsi suntik ini tidak mengandung
etinilestradiol sehingga lebih aman dengan perempuan hipertensi dan migrain.
Suntikan kombinasi ini efektif
bekerja selama 30 hari atau 4 minggu. Pemberian pertama suntikan dengan teknik
intra muscular dalam (sesuaikan dengan kondisi klien, yaitu gemuk kurusnya
klien) dan mintalah klien untuk datang 4 minggu sekali atau 7 hari lebih awal
untuk mencegah kemungkinan terjadinya gangguan perdarahan. Hal-hal yang perlu
diwaspadai pada penggunaan kontrasepsi kombinasi ini berupa : nyeri dada hebat
atau nafas pendek, sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan, nyeri tungkai
hebat dan tidak terjadinya perdarahan ataupun spotting selama 7 hari sebelum
penyuntikan berikutnya, ini dimungkinkan terjadinya kehamilan.
(2) Suntikan
progestin
Saat ini suntikan progestin yang
beredar di pasaran adalah yang mengandung Depo
Medroksiprogesteron asetat ( DMPA ) yang mengandung 150 mg DMPA dan di
berikan 3 bulan sekali atau 12 minggu sekali pada bokong yaitu musculus gluteus maximus.
Kontrasepsi suntikan progestin ini sangat
efektif karena dosis gestagen yang cukup tinggi. Akan tetapi kembalinya kesuburan
cukup lambat, yaitu rata rata 4 bulan
setelah berhenti dari penyuntikan sehingga akan kurang tepat apabila di gunakan
para wanita yang menginginkan untuk segera hamil pada waktu yang cukup dekat, kontrasepsi
ini cocok bagi ibu yang sedang menyusui.
c)
Jenis kontrasepsi suntikan
Nama
|
Isi
|
sediaan
|
Dosis/cara pakai
|
Cyclofem
Cyclogeston
Dedogeston
Depo provera
|
Medroksi progesterone asetat, estradiol supinat.
Medroksi progesterone asetat
Medroksi progesterone asetat
Medroksi
progesterone asetat
|
Vial
0,5 mL
Vial
0,5 mL
Vial
3 mL ( 50 mg/mL)
Vial
3 mL ( 50 mg/mL)
Vial
1 mL (150 mg/mL)
|
0,5
ml IM setiap 30 hari
0,5
ml IM setiap 30 hari
150mg
IM setiap 3 bulan. Pemberian I pada 5 hari pertama menstruasi atau segera
setelah persalinan.
150
mg IM setiap 3 bulan. Pemberian I pada 5 hari pertama menstruasi atau setelah
persalinan. Untuk abnormal iminens dan habitualis 50 – 100 mg dengan jarak 1
– 2 minggu
|
d) Kelebihan
(1) Tidak
menganggu kelancaran ASI pada saat menyusui.
(2) Praktis
dan efektif.
(3) Jika
ingin hamil lagi, suntikan bisa dihentikan sewaktu-waktu.
e) Kelemahan
(1) Ada
kemungkinan fertilitas terlambat kembali.
(2) Pada
hari pertama setelah suntikan, ada yang mengalami pusing dan mual.
(3) Kemungkinan
terjadi gangguan siklus haid.
f) Kontra
indikasi
(1) Ca. mammae
dan genetalia.
(2) Penyakit
hepar.
(3) Kelainan
tromboemboli.
g)
Efek samping
Hal-hal yang sering ditemukan yaitu
adanya gangguan haid berupa siklus haid memanjang atau memendek, perdarahan
yang banyak ataupun sedikit, perdarahan tidak teratur atau tidak haid sama
sekali dan penggunaan jangka panjang pada kontrasepsi ini akan mengakibatkan
defisiensi estrogen sehingga menyebabkan kekeringan vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi, sakit kepala, jerawat dan meningkatkan resiko osteoporosis.
3)
Implant/susuk
Alat kontrasepsi ini terbuat dari benang silastik
yang masing-masing mempunyai ukuran.
a) Jenis
(1) Norpalnt,
terdiri dari enam batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonogestrel
dengan lama kerja lima tahun.
(2) Jeneda/indoplant,
terdiri dua batang silastik lembut berongga dengan panjang 4,3 cm, diameter
2,5mm, berisi 75mg levonogestrel dengan lama kerja tiga tahun.
(3) Implanon,
terdiri satu batang silastik lembut berongga dengan panjang 4,0cm, diameter
2mm, berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dengan lama kerja tiga tahun.
b) Mekanisme
kerja
(1) Menekan
ovulasi.
(2) Menurunkan
motalitas tuba.
(3) Mengganggu
proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
(4) Mengentalkan
lendir serviks sehingga mengganggu transportasi sperma.
c) Kelebihan
(1) Dipasang
dalam jangka waktu lama.
(2) Biaya
ringan.
(3) Dapat
dilayani di daerah pedesaan.
d) Kelemahan
(1) Dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa bercak perdarahan.
(2) Peningkatan/penurunan
berat badan.
(3) Keluhan
nyeri kepala.
(4) Perasaan
mual.
e) Wanita
yang boleh menggunakan implant
(1) Usia
reproduksi.
(2) Pasca
persalinan dan tidak menyusui.
(3) Riwayat
kehamilan ektopik.
(4) Pasca
keguguran
(5) Tidak
boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
f) Wanita
yang tidak boleh nenggunakan implant.
(1) Hamil
atau diduga hamil.
(2) Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
(3) Mioma
uterus dan kanker payudara.
(4) Gangguan
toleransi glukosa.
g) Waktu
mulai menggunakan implant
(1) Setiap
saat selama siklus haid hari ke 2-7.
(2) Dapat
dilakukan setiap saat asal diyakini tidak hamil.
(3) Bila
menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalianan.
h) Efek
samping
(1) Dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa bercak darah.
(2) Keluhan
nyeri kepala.
(3) Perasaan
mual.
(4) Peningkatan/penurunan
berat badan.
4). IUD/AKDR (alat kontrasepsi
dalam rahim)
Merupakan
kontrasepsi yang dimasukkan melaui serviks dan dipasang dalam uterus. IUD
bekerja dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum karena adanya perubahan
pada tuba dan cairan uterus. Hal ini dikarenakan karena IUD dianggap benda
asing sehingga penyebabkan peningkatan leukosit. Tembaga yang dililitkan pada
IUD bersifat toksit terhadap sperma dan ovum.
a) Jenis
IUD
(1) IUD
yang terkandung tembaga, yaitu copper T
dan nova T.
(2) IUD
yang terkandung hormon progesteron, yaitu mirena.
b) Kelebihan
(1) Efektif
dengan segera yaitu setelah 24 jam dari pemasangan.
(2) Reversibel
dan sangat efektif.
(3) Tidak
menganggu hubungan seksual.
(4) Metode
jangka panjang (8 tahun).
(5) Tidak
menganggu produksi ASI
c) Kelemahan
(1) Dapat
meningkatkan resiko terjadinya resiko infeksi panggul.
(2) Perforasi
uterus, usus dan kandung kemih.
(3) Bila
terjadi kehamilan bisa terjadi kehamilan ektopik.
(4) Prosedur
medis (pemeriksaan pelvic) diperlukan sebelum pemasangan sehingga banyak
perempuan yang takut menggunakan kontrasepsi ini.
d) Kontraindikasi
(1) Kehamilan.
(2) Perdarahan
pervaginam yang belum terdiagnosis.
(3) Kelainan
pada panggul dan uterus.
(4)
Alergi terhadap komponen IUD misalnya
tembaga.
c.
Kontrasepsi
dengan Metode Mantap
1. Tubektomi
Merupakan penutupan tuba uterine
dengan maksud untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai
seumur hidup. Karena tubektomi merupakan kontrasepsi permanen maka sebelum
mengambil keputusan untuk tubektomi, suami istri harus mempertimbangkannya
secara matang. Secara umum tujuan tubektomi adalah menghambat perjalanan sel
telur perempuan agar tidak dibuahi sperma.
a. Waktu
pelaksanaan tubektomi
1) Hari
ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruari.
2) Pasca
persalinan, yaitu sebaiknya dilakukan dalam 24 jam pertama atau
selambat-lambatnya 48 jam pertama. Apabila lewat dari 48 jam maka tubektomi
akan dipersulit oleh edema tuba uterin.
b. Mekanisme
tubektomi
Pasca
persalinan dianjurkan 24 jam atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah
bersalin dilakukan dengan laparatomi biasa atau dilakukan bersamaan dengan seksio sesarea.
c. Kelebihan
1. Tidak
mempengaruhi proses menyusui.
2. Tidak
bergantung faktor senggama.
3. Tidak
ada perubahan dalam fungsi seksual.
4. Baik
bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius.
5. Tidak
ada efek samping dalam jangka panjang.
d. Kelemahan
1. Efek
samping pembedahan.
2. Kadang-kadang
merasa nyeri pada saat operasi.
3. Infeksi
mungkin saja tejadi, bila prosedur operasi tidak benar.
e. Kontraindikasi
1. Hamil.
2. Perdarahan
vagina yang belum dijelaskan.
3. Infeksi
sistemik atau pelvic yang akut.
4. Memiliki
penyakit jantung dan paru-paru, hernia diafragmatika dan peritonitis akut.
f. Indikasi
1. Umur
25 tahun dengan 4 anak hidup.
2.
Umur 30 tahun dengan 3 anak hidup.
2. Vasektomi
Cara
KB permanen bagi pria yang sudah memutuskan tidak ingin punya anak. Operasi
yang aman, mudah dan memerlukan waktu yang tidak lama. Prinsipnya yaitu menutup
saluran vas deferen dengan melakukan operasi kecil pada kantong zakar sebelah
kanan dan kiri. KB ini baru efektif setelah ejakualsi 30 kali atau 3 bulan
pasca operasi. Sebelum waktu tersebut masih harus menggunakan barier lain
misalnya kondom. Secara umum vasektomi tidak mempunyai efek samping jangka
panjang, tidak berpengaruh terhadap kemampuan maupun kepuasan seksual.
a. Kelebihan
1. Tidak
akan membantu ereksi, potensi seksual dan produksi hormon
2. Perlindungan
terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup.
3. Lebih
praktis (hanya memerlukan 1 kali tindakan).
4. Pasien
tidak perlu dirawat dirumah sakit.
5. Keluhan
lebih sedikit.
6. Lebih
ekonomis ( hanya memerlukan biaya 1 kali tindakan).
b. Kelemahan
1. Harus
ada tindakan pembedahan.
2. Kadang-kadang
terasa nyeri pasca pembedahan.
3. Kadang-kadang
timbul infeksi skrotum jika operasinya tidak sesuai prosedur.
c. Kontraindikasi
1. Penderita
hernia, DM, penyakit kelainan pembuluh darah.
2. Peradangan
pada buah zakar.
3. Hidrokel
(penumpukan cairan pada buah zakar).
d. Indikasi
1. Pasangan
yang tidak ingin menambah anak lagi.
2.
Pasangan yang telah gagal dengan
kontrasepsi lain.
DAFTAR
PUSTAKA
BKKBN (2007) http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=15
Handayani, S (2010). Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta : Pustaka Rihana.
Hartanto
(2004),
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih metode alat kontrasepsi. http://www.digilib.unimus.ac.id/download.php?id=2665
Hartanto, H. (2007). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.
Jakarta : Sinar Harapan.
Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk.2007.Ilmu Keperawatan Komunitas
Konsep dan aplikasi.Jakarta:Salemba Medika
Sarwono, P. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar