Selasa, 10 Agustus 2010

Polemik Dunia Pendidikan Keperawatan

Wah kalo membahas dunia Keperawatan sungguh gak ada habisnya dan bisa2 gak ada solusi yang baik untuk setiap permasalahan keperawatan di Indonesia.

pada kesempatan kali ini penulis mencoba membahas polemik dari dunia Keperawatan. Bahwa pada hakekatnya Keperawatan adalah suatu pekerjaan yang mulia dan sangat diminati oleh setiap orang, ini dibuktikan dengan minat yang luar biasa pada setiap kesempatan penerimaan mahasiswa baru setiap tahunnya kemudian ada pertanyaan besar muncul seiring banyaknya perguruan tinggi keperawatan, "Apakah Keperawatan di Indonesia sudah layak menjadi suatu PROFESI yang patut dihargai di mata masyarakat". Tentu kalau setiap orang diberikan pertanyaan yang sama maka akan memberikan jawaban yang berbeda-beda, ada yang mengatakan sudah layak, ada yang mengatakan belum layak, dan bahkan bukan tidak mungkin ada yang bersuara bahwa "Profesi Keperawatan tidak akan pernah menjadi suatu PROFESI" dan mungkin akan banyak lagi suara-suara sumbang yang akan kita dengar tentang itu.

Terlepas dari pendapat masyarakat tentang profesi keperawatan, berikut contoh konkret polemik dari keperawatan.
1. Profesi keperawatan belum sepenuhnya di akui oleh masyarakat sebagai salah satu profesi yang menjunjung tinggi profesionalisme dalam setiap pekerjaannya.
2. Pendidikan keperawatan belom mempunyai tolak ukur yang jelas, bahkan ada kesan Pendidikan Keperawatan adalah pendidikan angin-anginan dan akan hilang seiring waktu.
3. Kurikulum pendidikan keperawatan sangat rancuh dan semrawut,tidak mempunyai regulasi yang jelas,tidak ada perkembangan berarti tentang keperawatan,mayoritas institusi pendidikan keperawatan hanya memandang keperawatan sebagai aspek bisnis pendidikan yang menggiurkan.
4. Komersialisasi pendidikan keperawatan yang tak terbendung.
5. Organisasi keperawatan "PPNI, INNA dan lainnya" adalah organisasi yang rapuh dan tidak mempunyai komitmen yang jelas dalam pengembangan mutu pendidikan keperawatan, dan bersifat stagnan dalam menghadapi polemik dunia keperawatan.
6. SDM dalam hal ini tenaga pendidik belum memiliki kompetensi yang cukup sebagai tenaga pendidik yang berkualitas, memahami teori yang cukup tapi tidak mempunyai konpetensi dalam praktek, bahkan boleh dikata tenaga pengajar di Institusi pendidikan Keperawatan saat ini hampir 90% tidak ada pengalaman praktik di instansi pelayanan kesehatan, baik di RS, Puskesmas dan Instansi pelayanan kesehatan lainnya.
7. Seiring dengan komersialisasi pendidikan keperawatan, kualitas pendidikan menjadi bagian terakhir dari suatu proses pembelajaran, berbanding terbalik dengan kuantitas sebagai target utama proses pembelajaran. oleh karena itu dengan banyaknya insitusi pendidikan keperawatan yang berdiri, maka kualitas dari lulusan keperawatan ......???
8. Berikut modal model calon tenaga keperawatan di RS yang sedang praktik:(Lebih banyak ngerumpi dari pada baca buku, lebih banyak makan dari pada belajar,kurang disiplin, kurang aktif dalam praktik, tidak mempunyai target studi yang ingin dicapai, seolah alergi dalam membuka literatur dan eviden base terbaru, allergi dengan literatur yang berbahasa inggris, literatur yang digunakan adalah yang sudah lama dan sudah tidak relevan secara klinik, masih ada pemahaman "masa bodoh dengan ilmu yang penting datang praktik",dll......,
9. Berikut modal model tenaga pendidik di RS; Ilmu yang dimiliki bersifat stagnan, tidak ada budaya WORKING TOGETHER LEARNING TOGETHER, Cuek dengan mahasiswa, Jumlah tenaga yang masih kurang hanya 10% yang siap untuk membimbing,sisanya tidak ada kompetensi dan kemauan yang cukup untuk membimbing adik2 mahasiswa, banyakan yang gaptek dan alergi dengan perubahan2 ilmu2 keperawatan,sistem regulasi tenaga pendidik yang ada di RS tidak jelas, dll......
10. Berikut modal model tenaga pendidik dari institusi pendidikan: SDM dari kuantitas masih kurang, Skill lab sangat minim, 90% tidak mempunyai pengalaman pelayanan,tidak ada research yang dilakukan,hanya 10% yang aktif update wawasan, dan yang sangat memprihatinkan adalah tidak menguasai bahasa asing terutama bahasa inggris,updating ilmu yang minim, dll.....
11. Berikut modal model Institusi pendidikan: Orientasi bisnis; kuantitas yess, kualitas no coment, Sarana dan prasarana yang tidak memadai; lab skill yang minim peralatan, perpustakaan yang minim buku; buku lama dan gusam, visi dan misi yang tidak jelas, program2 pengembangan keperawatan sangat minim, tidak ada proyek research keperawatan, mayoritas memandang keperawatan adalah ladang basah untuk bisnis pendidikan, dll....
12. Berikut modal model Instansi Pelayanan sebagai tempat praktik: Instansi tempat praktik adalah tempat pelayanan yang mengedepankan pelayanan dari pada pendidikan, tidak memenuhi syarat sebagai tempat praktik; kasus kurang, tenaga pendidik kurang, sarana dan prasarana tidak mencukupi sebagai lahan praktik, ketersediaan alat RS yang tidak mendukung praktik keperawatan modern. dll........

dan masih banyak lagi polemik lainnya....

Keep your spirit,:)

1 komentar:

  1. okey broo....
    setju sekali itu......
    tantangan buat kita untuk meningkatkan profesionalisme.

    BalasHapus